Level support dan resistance adalah salah satu faktor kunci yang digunakan trader untuk sistem trading mereka. Jika seorang trader memperkirakan bahwa zona support atau resistance cukup kuat, maka ia biasanya menempatkan batas atau menempatkan stop order di sebelahnya. Dengan kata lain, zona itu dapat dianggap sebagai zona bunga (interest).
Penting untuk disebutkan seperti hal lainnya dalam analisa teknis bahwa, Pivot points memiliki level probabilitas tertentu. Level tersebut dapat dihitung dengan menggunakan formula/rumus yang berbeda dan karena itu pula dibangun di tempat yang berbeda. Namun, hal yang sering terjadi adalah level-level ini dihitung menurut rumus klasik. Bagaimana cara menggunakan Pivot Point? Anda bisa menggunakannya dengan cara yang sama seperti menggunakan level support dan resistance.
Bagaimana Pivot Point Dihitung?
Cara termudah untuk menghitung Pivot adalah dengan menggunakan rumus yang telah digunakan di Wall Street selama beberapa dekade : Anda mengambil harga maksimum, harga minimum dan harga penutupan untuk periode tertentu, kemudian jumlahnya dibagi 3 (Pivot = (High + Low + Close) / 3). Atau P = ( H + L + C ) / 3
Pivot Point ini kemudian digunakan untuk menghitung tiga level support dan resistance, yang dapat dilakukan dengan menggunakan rumus klasik berikut:
R1 = Pivot + (Pivot – Low)
R2 = Pivot + (High – Low)
R3 = High + 2*(Pivot – Low)
S1 = Pivot - (High – Pivot)
S2 = Pivot - (High – Low)
S3 = Low - 2*(High – Pivot)
R1, R2, R3 merupakan tiga zona resistance.
S1, S2, S3 merupakan tiga zona support.
Zona-zona ini adalah zona yang harus Anda perhatikan dengan cermat. Misalnya, harga naik ke S1, jika tidak ada pembalikan/reversal, maka Anda harus menunggu reaksi di S2. Jika harga bergerak lebih jauh, maka tunggu S3.
Apa yang Harus Anda Lakukan dengan Pivot Point?
Anda harus menggunakan Pivot Point sebagai:
-
Zona support dan resistance.
-
Zona breakdown dan pullback.
Garis pivot sering kali membentuk kanal/channel. Setelah breakdown palsu, gerakan yang kuat di arah yang berlawanan mungkin terjadi. Hal ini terjadi sebagai akibat dari psikologi perdagangan (Psychology trading). Breakdown palsu (suatu pintu masuk ke tren baru, tetapi tidak terjadi) merupakan suatu kekecewaan, dimana setelah itu pihak lain mulai bertindak. Tetapi setelah breakdown nyata, pilihan terbaik adalah untuk tidak segera masuk, tetapi menunggu rollback untuk support, yang biasanya menjadi resistance.
Tips:
Membuka suatu posisi pada pullback setelah breakdown nyata merupakan salah satu opsi yang paling menguntungkan.
Pivot Point sebenarnya adalah level support dan resistance yang dibentuk secara otomatis sesuai dengan rumusnya. Cara trader menggunakannya sama persis dengan support/resistance. Di satu sisi, Pivot Point yang dihitung secara otomatis menghilangkan kebutuhan untuk menarik level support dan resistance secara manual. Di sisi lain, rumus tetaplah rumus, dan karenanya pivot tidak menjadi pengganti, melainkan melengkapi level support/resistance yang diambil secara manual.